Tangan kananku, setelah membimbing tangan kiri Tante menggenggam zakarku lalu meneruskan perjalanannya ke celah paha Tante yang sudah basah. Tante juga terkapar kelelahan namun mulutnya masih terus menjilati zakarku sampai bersih, barulah kemudian dia berbalik dan memelukku. Namun, sejak Oom-ku adik Papaku meninggal hampir setahun lalu karena sakit, aku terpacu untuk belajar menyetir. Aku sudah mafhum, tanteku sebenarnya telah terbangun tapi masih berpura-pura tidur dan tidak ingin membuka percakapan. Bukankah mencium tidak sama dengan menyetubuhi? Aku terus bertahan dengan posisi erotis ini sambil agak menekan bagian belakang kepala Tante supaya pertautan bibir kami tidak lepas. Aku agak terkejut karena tiba-tiba, keintiman masa lalu itu datang kembali dengan cara yang lebih vulgar. Malam itu, sehabis nonton acara TV, aku yang tadinya berniat untuk tidur dengan Tante Lina, tapi karena kecapean aku tertidur di kasur yang digelar darurat di ruang tengah. Sayang, Oom-ku keburu wafat sehingga Tante sekarang hanya mengandalkan dirinya dan aku. Jilat yang, terus jilatin yah..

Suaminya yang polisi, sedang mendapat piket malam. Tanteku punya kebiasaan yang unik, setiap tidur dia menanggalkan pakaiannya, menyisakan bra dan CD, kemudian membungkus kami berdua dalam selimut yang hangat, dan mulai memelukku sampai pagi. Hari yang lain terkadang Tante Lina tidur duluan. Sebentar kemudian Tante sudah tinggal berbalut CD saja. Sambil tersenyum nakal dan mata yang menantang, ia terus memutar mutarkan pantatnya. Selama di dalam kamar, di atas ranjang, kami tidak pernah mengenakan pakaian barang selembar pun.

Kuambil selimut sambil melihat Tante yang masih berposisi telanjang bongkok udang. Aku terus melakukan itu, dan lama kelamaan, pinggul tanteku mulai bergoyang, mengimbangi gerakan lidahku di seputar klitorisnya. Saat itu tadinya aku mau bermain kembali dengan anak-anak tetangga, tapi melihat Tante Lina yang tidur telentang dengan roknya dalam keadaan tersingkap, membuatku teringat kembali mainanku beberapa tahun yang lalu. Kadangkala aku meraba pantatnya, sembari tanganku yang lain memain-mainkan penis kecilku. Tanteku memelukku dan berjanji tidak akan mengizinkan aku menikmati tubuhnya lagi sambil berdiri. Ketika mulai mengenal masturbasi dan ejakulasi, aku selalu membayangkan belahan vaginanya yang menerima semburan spermaku. Tubuhnya berguncang kecil. Jam dinding kamar losmen menunjukkan jam 11 malam ketika mendadak aku terbangun karena rasa panas yang luar biasa menerpaku, badanku berkeringat banyak sekali.

Tiba-tiba tanteku terbangun seperti kaget, dan sebelum sempat mengucapkan apa-apa, aku tarik tanganku keluar, dan kabur secepatnya ke ruang keluarga. Aku pun segera menebarkan selimut lagi di atas tubuh polos kami dan memeluknya dengan ketat. Paginya, aku terbangun jam 6. Hanget yah? Suatu siang, sepulang dari bermain-main di sekitar rumah, aku menemukan rumah dalam keadaan sepi.

Kita sudah sama-sama terangsang berat. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV. Rupanya tanteku ini udah gak tahan. Kepalanya malah sudah menyeruak masuk.

• Bebeberapa tahun kemudian ia menikah dengan seorang polisi, mengikuti suaminya pindah ke kota lain, dan dari kabar yang aku terima ia sekarang menjadi ibu rumah tangga yang baik.
• Aku terus mengocok penisku agar tetap tegang.
• Pinggulku kulekatkan ke arah pantatnya, sehingga otomatis zakarku menempel di situ pula, di sela-sela paha belakangnya.
• Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini..
• Namun, begitu kembali ke atas ranjang, pandanganku terpaku pada sebatang paha gempal milik Tante yang samar-samar terlihat di antara redupnya sinar lampu kamar mandi.
• Aku harus berhadapan langsung dengan konsumen setiap hari dan setiap menginstall aku dibayar 75b sd rb tergantung jauhnya perjalanan ku ketempat pelanggan.
• Sampai akhirnya liburan habis, aku pulang dengan kenangan yang memabukkan libidoku, sekaligus sangat penasaran untuk bisa benar-benar menyetubuhi Tante Lina.

Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Tanteku bagai hewan seks yang lapar. Ia mulai beranjak ke kamar mandi, dan aku tertidur ayam sebentar. Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Tau-tau tante Silvi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Walaupun Papa dan mama tidak menyetujui keinginan Kak Rina, namun alasan Kakak untuk melupakan sang pacar akhirnya mereka setuju dan kamipun berangkat dengan berlinang Rina, apalagi disana ada keluarga om ku, adik dari bapakku. Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari — hari dan buat yang lain. Nikmat, serasa terbang dan rasa ngilu karena goyangan pantatnya enggak berhenti membuat mataku berkunang kunang. Dan ketika dia berbalik, aku yang hanya berjarak beberapa meter darinya, dengan terpaksa harus menerima pemandangan bugil tubuh depannya yang montok itu. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota.

Pandanganku nanar, tidak tahu harus berbuat apa. Tanteku berdiri membelakangiku di depan kamar mandi, dengan satu kakinya berpijak diatas wastafel, menunggingkan pantatnya, dan kedua jari tangannya maju mundur keluar masuk di lubang vaginanya. Terlihat sekilah ia melihat ke arah kamar mandi, mungkin sudah tahu ada yang sedang menjagaku, dan ia pun hanya tersenyum kembali. Kemudian kusingkapkan CD-nya, dan pemandangan bibir vaginanya membuatku membuatku makin bernafsu. Aku makin susah menelan ludah, tapi semuanya sudah dalam keadaan tanggung. Turun ke puting dadaku, perutku, dan kembali ke selangkanganku. Perlahan tubuhnya kudorong sampai telentang dan kutelungkupi. Sebelum keluar dari ruangan, suster itu mengernyitkan dahi sambil memandangi sebentar cetakan penisku yang membayang di balik selimut. Agen Judi Online. Zakarku, meski menyentuh pahanya, juga kutahan supaya tidak tegang lagi.